Halaman

Rabu, 17 Juni 2015

Ganti Oli Gardan Vario125

Vario ada gardannya?!

Gardan, menurut pengertian awam saya adalah berbentuk seperti pada
bagian bawah truk: sebentuk besi panjang yang berputar. Di Vario,
dimanakah letak besi panjang yang berputar itu? Tentu tidak ada.
Sebutan itu hanyalah istilah awam saja.

Sebagai benda yang berputar, 'gardan' Vario juga memerlukan pelumas
yang mesti diganti secara berkala. Menurut petunjuk dalam buku,
penggantian yang dianjurkan adalah setiap 8 ribu kilometer sekali.
Sayangnya, dalam buku petuntuk yang saya miliki, tidak dijelaskan
bagaimana cara mengganti oli 'gardan' Vario ini. Padahal untuk
penggantian oli mesin atau menambah coolant ada petunjuk dan gambarnya
sekalian.

Tadinya agak ragu, baut yang manakah dari tiga baut yang ada sebagai
'mulut' dan 'pantat' oli gardan. Sebagai 'pantat' (lubang untuk
mengeluarkan oli gardan lama) tentu baut yang lebih bawah. Sementara,
sebagai 'mulut' untuk memasukkan oli yang baru; baut yang pinggir atau
yang tengah?

"Yang tengah," jawab seorang teman saat saya tanya.

Ah, mengganti oli 'gardan' ternyata gampang. Sekalipun 'mulut'nya
kecil, dengan kemasan yang dibikin sedemikian rupa, kita tinggal
memotong ujung kemasan lalu memasukkannya ke lubang pengisian. Tentu
saja jangan lua menutup lubang bawah dulu. Satu lagi, dengan ujung
kemasan yang demikian, untuk memasukkannya, kita bisa sambil menekan
secara perlahan kemasan olinya agar bisa lebih cepat masuk. Setelah
semua oli masuk, tutup lagi 'mulut'-nya. Sudah, beres.

Jangan lupa, usahan dalam membuang oli bekas tidak sembarangan demi
menghindari pencemaran lingkungan. *****

Senin, 01 Juni 2015

Rejeki Nomplok Pembuat Nopol

SEPERTI telah saya tulis pada blog Kedai Kang Edi, bahwa nopol dan
STNK si Supra saya ini baru jadi enam bulan lagi. Iya, enam bulan.
Dengan alasan, materialnya sedang kosong.

Enam bulan tentu termasuk lama dibanding, nopol + STNK milik teman,
yang tiga bulan sudah jadi. Tetapi waktu enam bulan itu ternyata lebih
cepat ketimbang, "Nopol punya motorku malah setahun baru jadi,"
komentar teman blogger yang juga baru mengurus pajak lima tahunan
untuk motornya. Lazimnya membayar pajak lima tahunan, adalah juga
sebagai saat ganti STNK dan plat nomor.

Waktu memang relatif. Dan atas sebegitu lamanya untuk sebuah STNK dan
plat nomor, relatif memberikan rejeki nomplok bagi pemilik usaha
pembuatan plat nomor di pinggir-pinggir jalan.

Perhatikanlah, plat nomor resmi keluaran Samsat acap kali bentuk angka
dan hurufnya 'mblobor' alias tak nyeni sama sekali. Lebih-lebih ukuran
platnya sekarang ini tambah gede. Besar tapi rapi tentulah masih enak
dipandang, lha kalau besar tetapi 'mblobor'?

Dengan alasan kurang rapi itulah, sepertinya, tak sedikit yang
memermak plat asli berlogo Satlantas Polri itu ke tukang plat nomor
kaki lima. Mereka pikir, kendaraan yang merupakan keluaran terbaru kok
plat nopolnya belepotan, kurang serasi kan? Nah, apalagi sekarang:
plat nopol jadinya lama, tentu memesan ke kaki lima adalah jalan
keluarnya.

"Yang ini 65 ribu," kata pemilik kios plat nopol saat saya tanya.

"Wih, kok mahal?" celetuk saya. Dan kemudian saya mendapat penjelasan
harga segitu karena plat dobel: sudah ada mur-baut di bagian belakang,
sehingga tinggal pasang dan kepala baut tidak tampak pada 'wajah' plat
nomor. Tetapi karena si Supra ini sudah ada yang semacam itu, saya
memilih yang agak murah saja. Toh nanti, enam bulan lagi, kalau plat
nopol yang resmi sudah jadi, plat imitasi ini saya lepas lagi.

Lagian selisihnya lumayan,"Yang tanpa dobel plat ini harganya
tigapuluh ribu," katanya.

Ya sudah. Saya pilih itu. Dan tidak sampai berbilang bulan,"Besok sore
silakan diambil," sambil menyerahkan kwitansi, pemilik kios itu
berkata.

Sambil pulang saya iseng menghitung; yang asli dari Samsat biayanya
80ribu dengan rincian 50ribu untuk selembar STNK dan 30ribu untuk plat
nopol. Nah di kios kaki lima ini, harga plat nopor sama; 30ribu. Dan
jadinya cuma memakan waktu 24 jam. Cobalah bantu saya mengkalkulasi,
mahal mana ya? *****